Hanzhalah dan Jamilah Biar Malaikat Memandikan
Kisah Hanzhalah dan Jamilah
Beliau merupakan salah satu sahabat Rasulullah di mana ketika beliau menikah di hari itu juga Ia mendapatkan panggilan untuk berangkat jihad nama beliau adalah Hanzhalah bin Abi Amir sementara perempuan yang dinikahinya bernama Jamilah.
Hanzhalah termasuk salah satu sahabat Assabiqunal Awwalun dari kalangan Anshar paling setia di sisi Rasulullah setiap ada panggilan jihad kontribusinya di dalam Islam sangat luar biasa
Keluarga Hanzhalah
ayahnya yang bernama Abi Amir, digelari Abi Amir ar-Rahib karena dahulu mencoba untuk mempelajari turosnya para ahli kitab mempelajari ,Injil dan kitab lainnya kemudian ayahnya juga menjalani hidup zuhud seperti Rahib.
Namun ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah ternyata dia mengingkari Rasulullah SAW. Padahal semuanya Dia adalah orang yang sangat menanti-nanti kedatangan Rasulullah SAW yang ia yakini sebagai nabi akhir zaman karena hal ini, sehingga gelarnya pun berubah menjadi abi Amir Al-Fasik.
Keislaman Hanzhalah
Sementara putranya yang bernama Hanzhalah bin Abi Amir menjadi seorang muslim Assabiqunal Awwalun dari kalangan Anshar suku Aus. Di mana dia membenarkan kenabian Rasulullah SAW beriman pada Allah dan rasulNya dan juga menjadi orang yang sangat gigih berada di sisi Rasulullah SAW dalam berbagai perjuangan.
Di dalam diri hanyalah terdapat sifat-sifat Mulia salah satunya yakni Sur’atul Istijabah, Di mana setiap ada panggilan tugas maka dia akan bergegas, setiap ada panggilan dari Rasulullah SAW dia selalu segera langsung memenuhinya bahkan ia tinggalkan seluruh kepentingan pribadinya.
Keluarga Jamilah
Jamilah binti Abdullah bin Ubay bin Salul merupakan anak dari seorang tokoh Khazraj yang dulunya sangat dihormati memiliki kontribusi yang cukup banyak terhadap masyarakatnya.
Namun ketika suku Aus dan Khazraj melakukan perdamaian setelah berperang berpuluh-puluh tahun dan sepakat mengangkat pimpinan tunggal untuk kota Madinah yaitu Abdullah bin Ubay Bin Salul.
Maka, di saat pengangkatan dirinya sebagai pemimpin kota Madinah, di Saat itu pula Rasulullah SAW hijrah ke Madinah yang akhirnya membuat orang-orang Madinah merasa tidak perlu ada pemimpin lagi karena sudah ada nabi.
Hal inilah yang akhirnya membuat Abdullah bin Ubay bin salul menyimpan dendam dan sangat sakit hati pada Rasulullah SAW dan kaum muslimin sehingga dia memilih menjadi musuh dalam selimut alias bermuka dua di sisi Rasulullah SAW.
Pernikahan Hanzhalah dan Jamilah sebelum Perang Uhud
Disebutkan di tahun ketiga Hijriyah menjelang perang Uhud Hanzhalah menikah dengan Jamilah, pernikahan mereka benar-benar dilakukan tepat sehari menjelang perang Uhud.
Di mana perang Uhud ini akan menjadi salah satu titik yang paling menentukan di dalam sejarah baik bagi kaum muslimin dan orang-orang Quraisy bahkan bagi Abdullah bin Ubay bin Salul sendiri.
Betapa tidak di perang Uhud ini pula akhirnya kedok Abdullah bin Ubay ini terbuka di mana dia melakukan desersi yang membuat 300 pasukan yang dipimpinnya diajak untuk memisahkan diri dari Rasulullah SAW dengan alasan mau menjaga kota Madinah.
Panggilan Jihad di Malam Pertama
Berbeda dengan mertuanya Hanzhalah bin Abi Amir justru memiliki cerita yang luar biasa di dalam perang Uhud. Di malam pertama hari pernikahannya sebagaimana yang dilakukan pasangan suami istri pada umumnya.
Maka ketika hendak mandi besar, alias mandi mensucikan diri Hanzhalah mendapatkan panggilan jihad, panggilan untuk segera berangkat karena pasukan musuh yang semula akan dihadapi di Badar ternyata sudah jauh lebih dekat lagi menuju kota Madinah.
Ketika para kaum muslimin keluar dari Madinah sampai Uhud mereka sudah bertemu musuh bagaimana tidak Abu Sofyan sebagai pemimpin pasukan musuh kala itu dikenal sebagai orang yang sangat tahu jalan-jalan di antara Mekkah sampai Syam.
Jihad Hanzhalah di Uhud
Akhirnya pasukan muslimin dan pasukan Abu Sufyan pun bertemu di Uhud tentu hal ini membuat pasukan muslimin tergesa-gesa termasuk Hanzhalah bin Abi Amir sendiri yang tidak sempat mandi junub dan langsung memenuhi panggilan jihad fisabilillah.
Diceritakan pada saat terjadi kekacauan yang sangat dahsyat di perang Uhud Hanzhalah berpikir bahwa untuk mengakhiri serangan musuh yang sangat dahsyat ini, adalah dengan menyerang panglimanya.
Akhirnya di sana Hanzhalah mengincar satu target yaitu Abu Sufyan panglima dari pihak musuh, maka dia terus berusaha untuk menyerang ke arah Abu Sufyan bahkan sampai berhasil melukai kudanya Abu Sufyan sehingga kuda itu menjadi ketakutan dan mundur.
Gugur Syahid di Perang Uhud
Singkat cerita ternyata mengambil langkah itu justru membahayakan nyawa Hanzhalah ketika itu ada seorang jagoan Quraisy berlindung Abu Sufyan yang bernama Saddad bin Al Aswad yang maju melindungi Abu Sufyan dan langsung menusukkan tombaknya tepat di jantungnya Hanzhalah.
Qodarullah wama syafaal, Hanzhalah pun akhirnya gugur menjadi Syahid di dalam perang Uhud, maka setelah Nabi SAW berhasil mengkonsolidasikan kaum muslimin yang semula tercerai berair, kemudian dari arah gunung Uhud beliau memimpin para sahabat untuk turun memeriksa semua jenazah dan mengumpulkan para syuhada kemudian saratkannya satu demi satu.
Dimandikan oleh Malaikat
Ketika para sahabat memeriksanya jenazah Hanzhalah ternyata didapati jenazahnya dalam keadaan basah dan dari rambutnya bahkan menetes air, padahal jenazah yang lain kering.
Tidak ada pula tanda-tanda hujan, para sahabat pun keheranan melihat jenazah Hanzhalah yang basah sendiri maka mereka pun mengira bahwa ini ada hal yang istimewa.
Kata Nabi SAW “ Aku melihat sesungguhnya Hanzhalah dimandikan oleh malaikat yang turun di antara langit dan bumi. Kemudian mengambil air-air embun dari berbagai juru untuk memandikannya dengan air embun itu sampai tuntas. Sebelum kemudian dishalatkan lalu dikuburkan di antara para syuhada”.
Rasulullah SAW Bertanya
ketika Rasulullah SAW kembali ke kota Madinah beliau pun menggambarkan syahidnya Hanzhalah dan bertanya kepada istrinya, ada apa dengan suaminya sebelum berangkat jihad sehingga mendapatkan keistimewaan dimandikan para malaikat sedangkan jenazah lain tidak.
Di sanalah Jamilah mengatakan dengan malu dan sedih bahwa ketika berangkat jihad Hanzhalah belum sempat mandi Junub setelah menggauli istrinya untuk pertama kali setelah pernikahan mereka.
Hanzhalah Al-Ghasl
Inilah satu kisah istimewa dari seorang Hanzhalah bin Abi Amir yang dijuluki Hanzhalah Al Ghasl. Hanzhalah yang dimandikan malaikat menunjukkan tanda kebesaran Allah SWT untuk mensucikan hambaNya ini.
Seorang laki-laki Sur’atul Istijabah bersegera dalam panggilan Jihad, bahkan sampai membuatnya tidak sempat mandi junub dan memenuhi panggilan Rasulullah SAW untuk berangkat jihad fisabilillah. Maka ketika beliau gugur sahid terjadilah kehendak Allah satu keajaiban di mana kemudian dimandikan oleh malaikat.