Hari Pendidikan Nasional dalam Pandangan Islam
Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), yang diperingati setiap 2 Mei di Indonesia, menjadi momentum penting untuk merefleksikan peran pendidikan dalam membangun peradaban bangsa.
Dalam pandangan Islam, pendidikan memiliki posisi yang sangat mulia dan strategis. Islam bahkan menjadikan ilmu sebagai fondasi utama dalam kehidupan seorang muslim, sebagaimana ditunjukkan oleh wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW: “Iqra’” (Bacalah).
Pendidikan dalam Islam bukan hanya sekadar proses transfer ilmu, tetapi merupakan pembinaan akhlak, pembentukan karakter, dan pengembangan potensi manusia secara menyeluruh. Tujuan utamanya adalah mencetak manusia yang beriman, bertakwa, berilmu, serta mampu memberikan manfaat bagi sesama dan lingkungannya.
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga” (HR. Muslim). Ini menunjukkan betapa Islam sangat mendorong umatnya untuk terus belajar dan mengembangkan diri.
Dalam konteks Hardiknas, nilai-nilai pendidikan Islam sangat relevan untuk diaktualisasikan. Sistem pendidikan yang berbasis nilai-nilai keislaman seperti kejujuran, amanah, tanggung jawab, dan kasih sayang dapat menjadi dasar dalam membentuk generasi bangsa yang berkualitas secara intelektual maupun spiritual.
Dengan semangat Hardiknas, umat Islam di Indonesia diharapkan mampu menjadikan pendidikan sebagai sarana dakwah, perbaikan moral, dan kemajuan bangsa, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh para ulama dan cendekiawan muslim terdahulu.