Julaibib Aku Bagian Darinya, Dia Bagian Dariku
Kisah Julaibib
Beliau berasal dari kalangan orang biasa. Bahkan beliau adalah seseorang yang diabaikan dan seseorang yang tidak dianggap. Beliau dikenal dengan nama Julaibib yang artinya orang hina yang kecil.
Diceritakan beliau berkulit hitam, hidungnya bengkok, matanya juling dan jalannya agak pincang bagi orang Madinah seseorang yang memiliki keadaan fisik seperti itu tidak masalah asalkan berasal dari keluarga yang baik dan nasab yang unggul lantas bagaimana akhirnya Julaibib menjadi orang yang dimuliakan di tengah keterbatasan dirinya.
Asal Usul Julaibib
Julaibib, di tengah keterbatasan dirinya ternyata asal-usulnya juga tidak jelas siapa ibunya dan bapaknya, sehingga menjadikan tidak punya nasab dan hanya dipanggil Julaibib saja tidak ada nama ayah ataupun nasab yang tersemat di dalam Namanya.
Sehingga dengan kondisi seperti ini membuat dirinya dihadapan orang Madinah betul-betul terhina dan dihina di berbagai kalangan masyarakat bahkan sampai membuat Abdullah bin Ubay bin Salul tokoh seorang munafik dari Khazraj menghinanya dengan hinaan yang luar biasa.
Hampir semua orang Madinah memandang rendah Julaibib bahkan kaum muslimin sendiri karena budaya Arab yang sudah ada sejak dulu tidak menghargai orang yang asal usul tidak jelas.
Rasulullah SAW Memuliakan Julaibib
Namun tidak dengan Rasulullah SAW justru paling perhatian Kepada orang-orang yang tidak diperhatikan oleh orang lain. Ada satu riwayat di mana Rasulullah SAW sering menyapa Julaibib bahkan gandeng tangan dan lain sebagainya Meskipun orang lain tetap tidak mau seperti itu kepada Julaibib.
Sampai suatu hari Nabi SAW mengatakan kepada Julaibib, apakah ia tidak mau menikah? Lalu, Julaibib pun merasa minder siapa yang akan mau menikahi dengannya keluarga mana yang mau menerimanya menjadi menantu, Julaibib sama sekali tidak mengharapkan itu.
Tawaran untuk Menikah
Di hari kedua Rasulullah SAW menanyakan hal itu lagi kepada Julaibib, lagi-lagi Julaibib memberikan jawaban yang sama, di hari ketiga pertanyaan itu pun muncul lagi dari Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW benar-benar memandang Julaibib seorang muslim yang baik terlepas bagaimanapun penampilannya dan asal-usulnya. Sehingga beliau pun menawarkan untuk menikah juga seperti pemuda Anshar lainnya.
Di hari berikutnya Rasulullah SAW pun mengajak Julaibib untuk melamar seorang gadis Anshar mendengar itu, Julaibib benar-benar terkejut atas tawaran Rasulullah SAW tersebut, akhirnya ia pun ikut ajakan Rasulullah SAW itu.
Melamar Gadis Anshar
Rasulullah SAW mengajak Julaibib ke rumah seorang tokoh Anshar terkemuka, tentu hal ini membuat Julaibib gemetar ketakutan, bagaimana mungkin ia akan melamar seorang putri dari tokoh terkenal, orang terpandang, kekayaannya berlimpah dan putrinya juga cantik sekali.
Singkat cerita, sesampai di sana Rasulullah SAW menyampaikan kepada keluarga tersebut untuk melamar putri mereka, tapi sebelum Rasulullah SAW menyelesaikan pembicaraannya mereka sudah kegirangan luar biasa karena menganggap Rasulullah SAW melamar putrinya untuk dijadikan Ummul Mu’minin.
Rasulullah SAW melanjutkan pembicaraannya bahwa Rasulullah SAW melamar putri mereka bukan untuk beliau melainkan untuk Julaibib.
Keluarga Terkejut dan Menolak
mendengar itu mereka pun terkejut tidak menyangka. Dari yang awalnya raut wajah yang bahagia seketika berubah tidak nyaman. Sementara Julaibib tidak berani menatap mereka baginya sudah pasti mereka sangat kecewa.
Keluarga itu pun merasa lamaran Julaibib ini adalah salah satu nasib buruk menimpa mereka dan menganggap Rasulullah SAW tega menawarkan Julaibib untuk putrinya. Bahkan lebih-lebih sampai membuat ibu si gadis itu berkata lebih baik anaknya tidak dilahirkan daripada menikah dengan Julaibib respon yang sangat-sangat tidak menghargai Julaibib dan menghina Julaibib di hadapan Rasulullah SAW.
Aku Menerima Lamaran Rasulullah SAW untuk Julaibib
namun Masya Allahnya, putri mereka ini adalah seorang wanita shalihah, wanita yang sangat baik justru ia memberikan respon sebaliknya tidak sama dengan ayah ibunya dan menanyakan kepada mereka tanpa menolak perintah Rasulullah SAW.
Bahkan dengan ketakwaan dan rendah hatinya ia bersedia menerima Julaibib jika ini adalah kehendak Allah dan RasulNya karena pasti itu baik. Bahkan ia percaya dan yakin bahwa apa yang diperintahkan Rasulullah SAW untuk keluarganya pasti akan menjadi kebaikan besar untuk keluarganya pula.
Menikah dengan Julaibib
Orang tuanya benar-benar tidak menyangka mendengar itu dari lisan putrinya, bagaimana mungkin ia akan menikah dengan Julaibib sangat tidak seimbang dengannya.
Tapi lagi-lagi putrinya tidak memandang itu melainkan ia melihat siapa yang memerintahkan itu, yaitu Rasulullah SAW.
Akhirnya sang putri itu menerima Julaibib dan mereka pun menikah, pernikahan ini membuat Julaibib merasa syukur yang luar biasa atas takdir dan nikmat Allah untuk dirinya, apalagi istrinya pun Ridho menerima keputusan Allah dan rasulnya untuk bersanding dengannya.
Pernikahan 3 Hari Sang Suami Syahid
Sebagai manusia biasa, tentu di dalam pernikahan mereka ada gesekan-gesekan yang mengganggu pikiran dan hati si perempuan ini, sehingga Allah hanya menganugerahkan kepadanya bersuamikan Julaibib hanya 3 hari.
Setelah menikah 3 hari Julaibib berangkat jihad untuk sebuah pertempuran saat itu ia pamit dengan istrinya dan istrinya pun mendoakan kebaikan untuknya.
Qodarullah, Julaibib syahid dalam jihad dan lebih dirindukan para bidadarinya maka dengan ini secara tidak langsung dengan ridhonya menikah dengan Julaibib, Allah telah meluluskan ia dalam ujiannya itu.
Dilupakan di Medan Jihad
Pertempuran yang diikuti Julaibib cukup dahsyat sehingga ketika pertempuran selesai kaum muslimin dinyatakan menang tapi sayangnya mereka tidak menyadari bahwa ada satu orang rekan jihad telah syahid. Mereka tidak merasa kehilangan siapapun saking tidak dianggapnya Julaibib bahkan di kalangan para sahabat.
Rasulullah SAW pun bertanya apakah mereka merasa kehilangan ? para sahabat pun menjawab, tidak semuanya aman. Tetapi Rasulullah SAW terus mengulang pertanyaannya itu sampai tiga kali hingga membuat sahabat keheranan dan bingung.
Aku Kehilangan Julaibib
Singkat cerita karena para sahabat juga tidak menyadari akhirnya Rasulullah mengatakan “Aku kehilangan Julaibib” para sahabat pun terkejut mendengarnya dan barulah mereka menyadari bahwa Julaibib juga ikut jihad bersama mereka.
Betapa sedihnya, Julaibib benar-benar tidak dianggap keberadaannya, adapun dirinya tidak dianggap, tidak Adapun tidak dicari, salah satu ciri walinya Allah yang disebut Rasulullah SAW. Akhirnya mereka mencari jenazah Julaibib dan menemukannya saat ditemukan luka-luka Julaibib semuanya hanya di bagian depan tidak ada satupun luka di bagian belakang.
Syahid dalam Keadaan Terhormat
Kondisi terakhirnya ketika Syahid menunjukkan julaibib terus maju ke arah musuh tanpa peduli apapun dan tidak pernah punya niat untuk lari sedikitpun.
Gugurnya Julaibib adalah gugurnya seorang yang sangat ksatria dan terhormat. maka setelah ditemukan kemudian para sahabat melaporkan kepada Rasulullah SAW kemudian mendatangi jenazahnya bahkan memeluk jasadnya.
Bahkan sepanjang para sahabat menggali kubur untuk Julaibib, jasadnya dalam pelukan Rasulullah SAW ketika tiba saatnya untuk menguburkan ada satu sahabat yang mau turun ke liang lahat untuk menyambut jenazah Julaibib dikuburkan.
Aku Bagian Darinya, Dia Bagian Dariku
Rasulullah SAW justru menyuruh menyingkir, karena Rasulullah SAW yang akan turun langsung menguburkan Julaibib. Sebelum dikuburkan, Rasulullah SAW mencium kening julaibib dan mengatakan “Aku adalah bagian dari dirimu dan engkau adalah bagian dari diriku”.
Sayyidina Umar Bin Khattab menceritakan kisah itu, pada saat itu kami semua berharap bahwa kami adalah Julaibib yang menjadi orang yang sangat-sangat dicintai oleh Rasulullah SAW.
Begitu besar perhatian Rasulullah SAW kepada sahabatnya yang tidak dianggap, disepelekan dan dipandang sebelah mata oleh orang lain. Tetapi, beliau memuliakannya dengan sedemikian rupa.