Mubarak, Delima Menjadi Mempelai
Kisah Mubarak
Beliau datang dari kalangan budak yang bekerja di sebuah kebun delima yang luas dan pekerjaannya hanya sebagai seorang penjaga kebun tersebut. Beliau menjaga kebun itu selama bertahun-tahun, beliau adalah seorang pemuda yang bernama Mubarak.
Bekerja di Kebun Delima
Mubarak bekerja di sebuah kebun delima milik majikannya. Suatu hari, majikan Mubarak mengecek kebun delimanya. Di sana majikannya itu juga sambil menjamu tamunya. Lalu, Mubarak pun dipanggil diminta untuk mengambil delima yang bagus.
Setelah Mubarak mengambil buah delima yang menurutnya bagus, akhirnya ia berikan kepada majikannya tersebut. Ketika sang majikan menerima buah itu dan membukanya ternyata delima itu belum ranum dan masih keras. Sang majikan pun menyuruh Mubarak mengambil yang lebih ranum.
Kemudian, Mubarok kembali mencari dan mengambil delima sesuai permintaan majikannya setelah mengambil yang sudah matang ternyata salah lagi, ternyata buah itu busuk dan terlalu matang.
Tugasku Menjaga, Bukan Mencicipi
Sang majikan pun bertanya, apakah Mubarak sudah tahu buah yang matang seperti apa?. Mubarak pun menjawab tidak tahu. Majikannya pun marah karena sudah sekian tahun bekerja dan menjaga, Mubarak masih belum tahu juga mana delima yang matang dan belum.
Akhirnya Mubarak pun menjawab bahwa tugasnya hanya menjaga bukan mencicipi selama sekian tahun. Jadi tidak tahu bagaimana rasanya delima yang matang atau tidak matang.
Maka, karena kejujurannya ini menjadikan Mubarak dan sang majikan menjadi lebih dekat dan sering bercengkrama.
Menikah Itu Karena Agama dan Akhlak
Suatu hari, sang majikan mengalami masalah yang cukup pelik. Anak perempuannya dilamar oleh banyak pemuda dari berbagai kalangan strata sosial. sang majikan pun meminta saran pada Mubarak akhirnya ia pun bercerita harus memilih lelaki yang mana untuk putrinya.
Mubarak pun memberikan saran dengan polosnya “Kenapa orang menikahkan anaknya berdasarkan gantengnya seperti orang Nasrani. Berdasarkan kekayaannya seperti Yahudi. Berdasarkan nasabnya seperti kafir Quraisy. Sementara orang Mu’min itu menikahkan anaknya pertimbangannya hanya satu, agama dan akhlaknya. Maka, pilihlah yang ini. Itu lebih baik.
Jodoh Untuk Mubarak
Mubarak pun menyarankan majikannya memilih lelaki untuk putrinya dengan melihat agama dan akhlaknya. Setelah mendengar itu Mubarak pun diajak ke rumahnya.
Sang majikan mau menjodohkan Mubarak dengan putrinya. Karena Mubarak sudah menyebutkan hujjah yang tidak terbantah, bahwa seorang mukmin itu menikahkan anaknya berdasarkan agama dan akhlaknya.
Sementara para pemuda yang datang melamar anaknya tidak ada yang mereka miliki selain strata sosial dan kegantengan. Sementara Mubarak memiliki dua hal ini, agama dan akhlak. Akhirnya Mubarak dinikahkan dengan putri sang majikan, pernikahan Mubarak menjadi pernikahan yang berangkat dari tanpa memandang fisik harta dan nasab.
Pernikahan Sekufu dan Lahirnya Ibnu Mubarak
Mubarak ternyata menikahi putri majikannya yang shalihah, mereka menjadi pasangan yang sekufu sehingga terciptalah rumah tangga yang Islami di dalamnya, yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah.
Maka benarlah dari pernikahan mereka lahir sosok yang luar biasa yang dikenal sebagai Imam Abdullah Ibnu Mubarak seorang yang alim, faqih, mujahid, akhlaknya mulia, dermawannya terkenal di mana-mana.
Kedermawanan Abdullah Ibn Mubarak
Ibnu Mubarak terkenal akan kedermawanannya, salah satu kisah menceritakan. Ketika beliau akan berangkat haji bersama rombongan beliau melewati kampung yang sedang paceklik dan kelaparan. Ketika melihat itu beliau pun tidak jadi berhaji
Beliau lebih memilih untuk memberikan semua barang perbekalan dan apapun yang dimilikinya saat itu untuk menyelamatkan kampung itu dari kelaparan dan paceklik. Setelah membantu disana beliau pun balik ke kampungnya tepat selepas musim Haji pula.
Karomahnya Ibn Mubarak
Sesampainya beliau di rumah tentu muncul rasa sedihnya karena tidak jadi berhaji tahun itu, lalu datanglah seseorang ke rumahnya untuk mengucapkan rasa terima kasih karena sudah membantunya selama di Haram.
Ibnu Mubarak pun bingung sebab beliau sama sekali tidak berangkat haji. Bagaimana mungkin beliau ada di sana ? seseorang itu pun terus meyakinkan bahwa ia melihat beliau di Haram. Bahkan membantu banyak orang disana berbagai makanan, minuman, pakaian, dan sedekah lainnya.
Singkat cerita, dikatakan dengan izin Allah ternyata haji beliau diwakili oleh malaikat Masya Allah Inilah satu diantara karomahnya Imam Abdullah Ibnu Mubarak.
Ibnu Mubarak dan Segala Karomahnya
Mubarak melahirkan seorang anak yang luar biasa. Beliau melahirkan seseorang yang memiliki kewalian dan karomah yang luar biasa bahkan kekaromahannya beliau juga diceritakan di dalam Kitab Hilyatul Auliyah yang ditulis oleh Imam Abu Nu’aym Al isfahani.
Beberapa diantaranya, bertemu dengan perempuan yang bicaranya hanya pakai Alquran. Bertemu seorang budak di mana satu malam ketika salat Istisqaq ia berdoa kepada Allah meminta menurunkan hujan maka turunlah hujan.
Suka Mendamaikan Para Ulama
Salah satu kisah tentang Abdullah Ibn Mubarak yang istimewa dan terkenal adalah beliau sangat suka mendamaikan para ulama ketika mereka berselisih selain dengan amal jihad, haji dagang dan lain-lain.
Saat itu Imam Sufyan at-Tsauri di Syam marah-marah di dalam berbagai ceramahnya. Bahkan ia menyebut agar orang berhati-hati dari Abu Hanifah. Dikatakannya Abu Hanifah ahli bid’ah dari Kuffah, tak pernah tahu Alquran dan Sunnah cuma pakai pemikirannya memahami agama tanpa dalil dan berbagai macam celaan kepada Imam Abu Hanifah.
Maka, Imam Abdullah Ibnu Mubarak di Kuffah beliau mencatat fatwa-fatwanya Imam Abu Hanifah. Di catatan itu beliau tulis qolanu’man. Kemudian catatan fatwa itu beliau bawa ke hadapan Imam Sufyan at-Tsuari.
Setelah melihat itu, Imam Sufyan pun memuji yang membuat fatwa itu pasti orang yang sangat alim, mendengar itu Ibn Mubarak pun memberitahu bahwa fatwa itu datang dari Abu Hanifah yang sering dia sebut. Imam Sufyan pun merasa malu dan mengakui keunggulan keilmuan dari Abu Hanifah.